Save to home screen
Open the Bible can be just a tap away! Tap the icon at the bottom of your browser and choose "Add to Home Screen"
Close

Login

Sign in to Open The Bible:

Sign up

Save your progress by creating a FREE account! Get started by filling out the info below:

Account Recovery

Request a new password:

Enter your email address below and a temporary password will be emailed to you. You may change the password the next time you log in.

Lukas 24:13-35

13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
17 Yesus berkata kepada mereka: ”Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?”
Maka berhentilah mereka dengan muka muram. 18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: ”Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?”
19 Kata-Nya kepada mereka: ”Apakah itu?”
Jawab mereka: ”Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. 20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. 21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. 22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, 23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. 24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat.”
25 Lalu Ia berkata kepada mereka: ”Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! 26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” 27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. 29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: ”Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. 31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. 32 Kata mereka seorang kepada yang lain: ”Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. 34 Kata mereka itu: ”Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” 35 Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
(TB)
Lanjut
Audio Pengajaran
1 x

Sesi 1: Lima Tokoh Perjanjian Lama

Selamat datang di Open the Bible (Bukalah Alkitab). Kita akan melakukan perjalanan melalui keseluruhan kisah Alkitab hanya dalam tiga sesi.

Kita akan mulai dengan Perjanjian Lama, di mana kita akan berjumpa dengan 5 tokoh. Lalu di dalam Injil kita akan menyaksikan lima peristiwa. Lalu dalam surat-surat di Perjanjian Baru kita akan memikirkan tentang 5 anugerah yang menakjubkan.

Dengan begitu banyaknya hal yang akan kita bahas, kita harus bergerak cepat. Tetapi saya harap pengantar kepada Alkitab ini akan menolong Anda menangkap siapa Allah, siapa Anda, siapa Yesus, dan apa yang ditawarkan-Nya kepada Anda.

Melakukan perjalanan melalui Alkitab rasanya bagaikan melakukan suatu tur mengelilingi suatu istana, di mana peristiwa-peristiwa besar pernah berlangsung di dalamnya di masa lalu. Beberapa hal mungkin terlihat aneh, namun tidak mengherankan, karena memang mereka berasal dari masa lalu.

Tetapi saya mengundang Anda untuk memasuki dunia Alkitab ini dan melihat-lihat. Temukanlah dunia ini dengan Allahnya yang luarbiasa, umat-Nya yang seringkali kebingungan dan kacau, serta janji-Nya yang besar untuk membawa berkat bagi semua orang.

Nah, jika Anda berpikir, “Saya tidak yakin saya percaya kepada Alkitab,” saya ingin mengatakan, saya senang Anda mau melakukan tur ini. Tolong, dengarkan apa kata Allah, lihat apa yang telah diperbuat-Nya, dan Anda mungkin mendapati bahwa hal-hal itu bukan sekedar peninggalan masa lalu. Alkitab adalah alat Allah berbicara kepada Anda sekarang ini.

Nah, bayangkan diri Anda berada di sebuah teater menonton pertunjukan perdana suatu drama. Penulisnya berjalan memasuki panggung dan memperkenalkan dirinya kepada para pemirsa. Ia menceritakan kepada Anda tentang dirinya, mengapa ia menulis drama itu, dan ceritanya tentang apa. Penulisnya tidak memberikan argumentasi tentang keberadaan dirinya. Ia hanya berjalan memasuki panggung dan mulai berbicara tentang dirinya dan karyanya.

Allah Sang Pencipta

Alkitab dimulai dengan Allah berjalan memasuki panggung dan memperkenalkan diri-Nya.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. (Kejadian 1:1)

Hal pertama yang Allah ceritakan kepada kita tentang diri-Nya adalah bahwa Dia adalah Sang Pencipta. Nah, pencipta selalu merupakan pemilik. Apa yang Anda ciptakan adalah milik Anda, dan karena Allah adalah Pencipta segala hal, Allah memiliki segala sesuatu. Dunia ini milik-Nya. Demikian pula Anda!

Allah berkata:

“Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita …
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya,
menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:26-27)

Anda diciptakan oleh Allah, Anda diciptakan seperti Allah, dan Anda diciptakan bagi Allah.

Dan hal ini membawa kita kepada yang pertama dari kelima tokoh yang perlu kita jumpai di Perjanjian Lama.

 Grafik Linimasa #Adam

  • Adam
  • Abraham (2000)
  • Moses (1500)
  • David (1000)
  • Nehemiah (500)

1. Adam

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7)

Allah membentuk suatu jasad dari debu tanah. Lalu Allah menghembuskan napas-Nya sendiri ke dalam jasad itu. Dia memberi Adam kecupan yang menghidupkan, dan jasad itu menjadi mahluk hidup.

Pikirkan apa artinya itu bagi Adam. Pada momen kesadarannya yang perdana, ia memandang wajah Allah! Ia tahu bahwa Allah telah menciptakannya. Allah memberinya hidup. Ia adalah milik Allah.

Allah memberi Adam empat karunia yang luarbiasa

Anugerah tempat tinggal

Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. (Kejadian 2:8)

Allah mengatakan, “Inilah tempat yang Ku-siapkan bagimu. Di sinilah Aku ingin engkau mengenal dan menikmati berkat-Ku.” Adam tinggal dengan nyaman di Taman Eden.

Tempat tinggal adalah tempat di mana Allah menempatkan Anda. Tidak ada tempat tinggal yang sempurna, tetapi tempat terbaik untuk berkembang adalah tempat yang telah Allah persiapkan bagi Anda.

Anugerah bekerja

TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (Kejadian 2:15)

Bekerja adalah suatu anugerah dari Allah, dan Allah terlibat dalam pekerjaan Adam. Dia membawa hewan-hewan sehingga Adam bisa menamai mereka (2:19)

Pekerjaan yang Allah berikan mencerminkan pekerjaan yang Allah lakukan. Allah menciptakan keteraturan dari kekacauan yang ada. Dia menciptakan apa yang indah. Dia melindungi dan menyediakan. Saat Anda melakukan hal-hal ini dalam pekerjaan Anda, Anda mencerminkan pekerjaan Allah.

Anugerah pernikahan

Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. (Kejadian 2:22)

Allah menciptakan Hawa, lalu Allah membawanya kepada Adam. Upacara pernikahan pertama diselenggarkan oleh Allah Yang Mahakuasa. Allah meraih tangan Hawa dan meletakkannya ke atas tangan Adam, dan berkata, “Kasihilah satu sama lain. Saling bertolong-tolonganlah. Jalanilah hidup yang Ku-berikan bersama-sama.”

Pernikahan pertama memiliki masalah-masalahnya sendiri. Tetapi apapun masalah mereka di kemudian hari, Adam dan Hawa tidak pernah bisa meragukan bahwa mereka dipersatukan oleh Allah. Dan jika Anda sudah menikah, menyadari bahwa Allah telah mempersatukan kalian berdua, itu akan menolong Anda mengarungi badai apapun.

Anugerah persekutuan dengan Diri-Nya

Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk … (Kejadian 3:8)

Allah muncul dalam bentuk yang terlihat di taman itu karena Dia ingin Adam dan Hawa mengenal-Nya. Kita menyebut menampakan ini teofania, dan mereka menunjukkan keinginan intens dalam hati Allah agar kita mengenal-Nya.

Pada inti kisah Alkitab, Allah menjadi seorang manusia dalam diri Yesus Kristus. Jadi seharusnya tidak aneh bahwa dalam Perjanjian Lama kita mendapati Allah melakukan penampakan ini dalam bentuk yang terlihat. Rasanya seakan-akan Anak Allah tidak sabar lagi untuk datang.

Allah memberikan empat anugerah yang menakjubkan kepada Adam, tetapi …

Adam dan Hawa melakukan dosa terhadap Allah

Dan di sinilah kita tiba pada inti dari masalah manusia, yang terdiri dari dua bagian.

Kita memperoleh suatu pengetahuan tentang kejahatan

Allah telah memberikan satu perintah kepada Adam dan Hawa:

tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu,
janganlah kaumakan buahnya,
sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati. (Kejadian 2:17)

Perintah ini adalah suatu ekspresi kasih Allah yang mengagumkan. Adam dan Hawa sudah mengenal kebaikan. Tetapi Allah berkata kepada mereka, “Kalian perlu tahu bahwa dengan semua kebaikan yang kalian nikmati, ada realitas lain yang buruk, dan Aku ingin melindungi kalian dari hal itu. Dan Aku tidak ingin kalian mengalaminya, jadi jangan sentuh pohon itu!”

Tetapi Adam dan Hawa ingin memiliki pengetahuan tentang kejahatan ini. Jadi, mereka melakukan apa yang Allah larang untuk mereka lakukan. Mereka melanggar perintah Allah, dan dalam tindakan ketidaktaatan itu, mereka mendapatkan pengetahuan tentang kejahatan, dan sejak saat itu kita semua hidup dengan kondisi seperti itu.

Kita diusir dari firdaus

Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil.
Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar,
untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan. (Kejadian 3:23-24)

Kerub adalah malaikat-malaikat yang mewakili kekudusan Allah. Dan ada pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar – atas, bawah, kanan, dan kiri. Pedang itu menyambar di semua sudut, jadi mustahil melewatinya. Pedang yang menyala-nyala itu mewakili penghakiman Allah.

Penglihatan akan pedang itu pasti menakutkan bagi Adam dan Hawa. Mereka diusir dari tempat mereka mengenal berkat Allah dan tidak ada jalan untuk kembali ke sana.

Jadi inilah diagnosa Alkitab bagi masalah manusia: Kita memiliki pengetahuan akan yang baik dan yang jahat, dan kita diusir dari hadirat Allah, tetapi …

Allah memberikan harapan melalui suatu kutuk dan suatu janji

Allah mengutuk ular yang telah mencobai Hawa:

terkutuklah engkau … (Kejadian 3:14)

Suatu kutuk adalah suatu ucapan ilahi yang menyerahkan seseorang atau sesuatu kepada kehancuran, jadi ketika Allah mengucapkan suatu kutuk, Dia mengatakan, “Kejahatan tidak akan bertahan. Akan dihancurkan.” Itu kabar yang benar-benar baik!

Lalu Allah berpaling kepada Adam dan berkata, “Terkutuklah … “ (3:17). Adam pasti menahan napas. Allah telah mengutuk ular, dan kini tampaknya Dia akan mengutuk Adam juga.

Tetapi Allah bukan berkata kepada Adam, “Terkutuklah engkau,” melainkan, “Terkutuklah tanah karena engkau” (3:17). Apa yang dilakukan oleh tanah?

Ini memberitahu kita salah satu hal yang paling penting yang perlu kita ketahui tentang Allah yang ada dalam Alkitab. Allah selalu mengatasi dosa dan menghancurkannya. Tetapi Dia mengalihkan penghakiman-Nya dari manusia lelaki dan perempauan, menciptakan ruang bagi mereka untuk berekonsiliasi dengan Allah.

Kutukan bagi dosa Adam harus jatuh ke tempat lain. Pada inti kisah Alkitab, Allah akan mengirimkan Putra-Nya, dan mengarahkan kutukan itu kepada-Nya. Dia menanggung kutukan agar tidak jatuh kepada kita.

Lalu Allah berjanji bahwa seorang Juruselamat akan datang:

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini,
antara keturunanmu dan keturunannya;
keturunannya akan meremukkan kepalamu,
dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:15)

Kisah Alkitab selebihnya adalah tentang Sang Juruselamat. Siapa Dia? Kapan Dia akan datang? Apa yang akan dilakukan-Nya? Dan bagaimana kita bisa memperoleh berkat yang akan dibawa-Nya?

Grafik Linimasa:

  • Adam
  • Abraham (2000)
  • Musa (1500)
  • Daud (1000)
  • Nehemia (500)

Setelah Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden, keluarga manusia berkembang. Dan dengan berkembangnya keluarga manusia, kejahatan dan kekerasan juga bertambah.

Allah menahan perkembangan kejahatan manusia dengan mengirimkan suatu banjir, dan dengan mengacaukan bahasa manusia. Tetapi kemudian Allah melangkah memasuki sejarah manusia dan mengungkapkan Diri-Nya kepada seorang manusia bernama Abraham.

2. Abraham

Mengapa kita perlu tertarik tentang Abraham?

Allah memberikan suatu janji kepada Abraham

Allah membuat suatu janji yang menakjubkan kepada Abraham. Kata-Nya:

Aku akan … memberkati engkau … dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. (Kejadian 12:2, 3)

Perhatikan bahwa janji kepada Abraham adalah suatu janji bagi kita. Melalui Abraham semua kaum di bumi akan diberkati.

Alasan Perjanjian Lama berfokus pada keturunan Abraham bukan karena orang lain di dunia tidak berarti. Justru karena manusia lain di dunia berarti, dan rencana Allah adalah untuk memberkati semua kaum di bumi melalui Abraham.

Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa pada masa mudanya Abraham “beribadah kepada allah lain” (Yosua 24:2). Abraham dulunya tidak mengenal Allah, ia tidak mencari Allah, dan ia tidak menaati Allah. Tetapi Allah menampakkan diri kepadanya dan berkata, “Aku akan … memberkati engkau … dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (Kejadian 12: 2, 3).

Allah mengambil inisiatif. Seolah-olah Allah berkata, “Jika Aku menunggu manusia-manusia ini untuk mencari-Ku dan menemukan-Ku, mereka tidak akan pernah datang. Aku yang akan mencari mereka. Aku akan menemukan mereka, dan Aku akan memberkati mereka.”

Itulah yang disebut sebagai anugerah dalam Alkitab. Alah mencari Abraham, jauh sebelum Abraham mencari Allah. Dan Allah mencari Anda, jauh sebelum Anda mencari-Nya.

Abraham percaya akan janji Allah

Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. (Kejadian 15:6)

Apa yang dipercaya oleh Abraham? Mengintip kisah Alkitab ke depan, dan Anda akan mendapati bahwa Yesus berkata, “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita” (Yohanes 8:56).

Abraham hidup 2.000 tahun sebelum Yesus dilahirkan. Tetapi ia paham bahwa dari semua keturunannya, Allah akan memberinya Dia yang melalui-Nya janji Allah untuk memberkati seluruh dunia akan dipenuhi. Keturunannya itu adalah Yesus, yang dilahirkan sebagai keturunan Abraham.

Abraham diselamatkan, seperti kita, dengan percaya dalam Tuhan Yesus Kristus. Ia tidak mengetahui nama Yesus atau detail-detail salib, tetapi iman Abraham melihat ke depan kepada apa yang akan dikerjakan Yesus, seperti halnya iman kita memandang ke belakang kepada apa yang telah dikerjakan Yesus.

Melalui percaya dalam diri Tuhan Yesus Kristuslah kita dibenarkan bersama Allah. Selalu demikian, bahkan sebelum Yesus datang ke dalam dunia.

 Janji Allah akan dipenuhi dengan pengorbanan yang tak terbayangkan

Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: “Abraham,” lalu sahutnya: “Ya, Tuhan.”

Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.” (Kejadian 22:1-2)

 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya …

Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: … “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?”

Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.”  (Kejadian 22:6, 7, 8)

Ishak pasti sudah menjadi pemuda saat itu. Jadi, lupakan lukisan artistik mana pun yang pernah Anda lihat tentang seorang anak terbaring tak berdaya di altar. Ishak memanggul kayu bakar dibahunya (22:6). Ia adalah seorang lelaki muda yang sedang bertumbuh dewasa, dan ia bisa dengan mudah mengalahkan Abraham, yang adalah seorang tua, jika ia mau.

Tetapi Ishak tidak melakukannya. Ia bersedia menyerahkan nyawanya. Jadi, yang Anda lihat di sini adalah seorang ayah yang bersedia menyerahkan anaknya, dan seorang anak yang bersedia menyerahkan dirinya. Dan mereka sepakat melakukannya sehingga berkat bisa turun ke dunia.

Tetapi pada saat yang kritis, Allah berseru dari sorga, “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia” (22:12). Lalu Allah menyediakan korban bakarannya:

Lalu Abraham menoleh
dan melihat seekor domba jantan di belakangnya,
yang tanduknya tersangkut dalam belukar.
Abraham mengambil domba itu,
lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. (Kejadian 22:13)

Domba itu adalah pengganti bagi Ishak. Hidup Ishak diselamatkan karena domba itu menggantikannya di altar.

Kini, jelas, nyawa seekor domba tidak seberharga nyawa Ishak, jadi Allah menerima pengorbanan yang lebih kecil sementara itu dan suatu hari nanti suatu pengorbanan yang lebih besar akan harus disediakan.

Abraham pasti bertanya-tanya, Pengorbanan seperti apa yang dibutuhkan agar berkat Allah bisa turun ke dunia? Pengorbanan seperti apa yang bisa lebih besar dari pengorbanan akan anakku?

Kita dimaksudkan untuk berespons terhadap kisah ini dengan dua cara: Pertama, saya harap Anda akan merasakan suatu rasa ngeri karena memang seharusnya demikian perasaan Anda. Pengorbanan apa ini? Begitu tak terbayangkan.

Kedua, saya harap Anda akan menatap dengan penuh rasa heran akan realitas yang ditunjukkan kisah ini. Kisah seorang ayah yang siap mengorbankan anaknya, dan seorang anak yang siap mengorbankan nyawanya menunjukkan kepada kita pengorbanan seperti apa yang dibutuhkan agar berkat Allah bisa turun bagi semua orang.

Grafik Linimasa:

  • Adam
  • Abraham (2000)
  • Musa (1500)
  • Daud (1000)
  • Nehemia (500)

Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memiliki 12 anak lelaki, dan seluruh keluarga pindah ke Mesir untuk mendapatkan makanan pada masa kemiskinan.

Keluarga itu tetap tinggal di Mesir selama 400 tahun. Pada saat itu, jumlah mereka bertambah banyak. Dan dengan bertambahnya jumlah mereka, mereka ditindas. Dan hal itu membawa kita kepada orang ketiga yang perlu kita jumpai dalam kisah Perjanjian Lama: Musa.

3. Musa

Hal pertama yang perlu Anda ketahui tentang Musa adalah bahwa

Allah menyelamatkan umat-Nya melalui Musa

Allah berkata,

“Aku mengetahui penderitaan mereka.
Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka …
dan menuntun mereka … ke suatu negeri … yang berlimpah-limpah susu dan madunya.” (Keluaran 3:7-8)

Allah memerintahkan Musa untuk membawa umat-Nya keluar dari Mesir (3:10). Dan Musa menghadapi Firaun dengan perintah Allah: “Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun” (5:1). Firaun menolak. Tetapi setelah serangkaian tulah, ia akhirnya menyetujui tuntutan Allah.

Ketika umat Allah tiba di laut Merah, mereka tampak terjebak.

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. (Keluaran 14:21-22)

Allah memberi Musa Sepuluh Perintah Allah

Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
“Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (Keluaran 20:1-3)

Ada dua hal yang perlu diperhatikan tentang Sepuluh Perintah Allah:

Perintah Allah mencerminkan karakter-Nya

Sepuluh Perintah Allah adalah suatu cerminan langsung dari karakter Allah. Allah berkata, “Kalian adalah umat-Ku, jadi Aku memanggilmu ke dalam suatu kehidupan yang mencerminkan diri-Ku.”

Mengapa Anda tidak seharusnya melakukan perzinahan? Karena Allah setia. Mengapa Anda tidak seharusnya mencuri? Karena Allah bisa dipercaya. Mengapa Anda tidak seharusnya berbohong? Karena Firman Allah adalah kebenaran.

Dalam perintah-perintah ini, Allah mengatakan, “Engkau adalah umat-Ku. Panggilanmu adalah menjalani suatu kehidupan yang mencerminkan siapa Aku, dan seperti inilah kehidupan yang saleh.”

Allah memberikan apa yang diperintahkan-Nya melalui kuasa Roh-Nya

Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku … (Yehezkiel 36:27)

Bertahun-tahun yang lalu, saya menemukan suatu kisah tentang seseorang yang menjalani hukuman penjara karena mencuri. Ini sudah menjadi gaya hidupnya sampai tangan hukum yang panjang menangkapnya. Selama masa hukumannya di penjara, ia mendengar tentang kabar baik Yesus Kristus dan ia diubahkan secara luarbiasa.

Ketika sudah tiba saat dibebaskan, ia tahu bahwa ia akan menghadapi pergumulan yang hebat. Sebagian besar teman-temannya adalah kriminal, dan ia tahu tidak akan mudah memecahkan pola hidupnya yang lama.

Hal pertama yang ingin dilakukannya ketika dilepaskan dari penjara adalah pergi ke gereja, jadi pada hari Minggu pertama dari kemerdekaannya yang baru, ia menyelinap ke dalam gedung gereja dan duduk di belakang.

Ketika memandang ke depan, ia melihat kata-kata Sepuluh Perintah Allah tertulis di dinding. Matanya langsung tertuju pada kata-kata perintah yang tampaknya mengutuknya: “Jangan mencuri.” Pengingat terakhir yang kubutuhkan, pikirnya di dalam hatinya. Aku tahu kegagalanku, dan aku tahu peperangan yang akan kuhadapi.

Saat ia membaca dan membaca ulang kata-kata itu, mereka tampaknya memiliki makna baru yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Sebelumnya, ia membaca kata-kata itu dalam nada perintah yang mengutuk, “Jangan mencuri!”

Tetapi kini, tampaknya Allah mengucapkan kata-kata yang sama kepadanya sebagai suatu janji yang mengagumkan: “Kamu tidak akan mencuri.” Orang itu telah menjadi pribadi yang baru, dan Roh Kudus akan memberinya kuasa untuk mengatasi kebiasaan lamanya mencuri.

Jangan mencuri, dan alasan Anda tidak akan mencuri adalah “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku … (Yehezkiel 36:27). Suatu hidup yang baru dimungkinkan melalui Yesus Kristus oleh kuasa Roh Kudus.

Allah memberi Musa korban persembahan

Saat Musa menerima Sepuluh Perintah Allah di puncak gunung, umat Allah melanggarnya di kaki gunung.

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, turunlah,
sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir
telah rusak lakunya. (Keluaran 32:7)

Lalu Allah berkata,

Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu …
yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu.
Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu …” (Keluaran 33:2, 3)

Sungguh suatu penawaran yang luarbiasa! “Engkau akan menikmati suatu kehidupan yang makmur di suatu tanah yang melimpah susu dan madunya. Aku bahkan akan mengirimkan seorang malaikat untuk memimpinmu. Masalahnya hanya satu. Aku tidak akan pergi bersamamu” (Keluaran 33:3).

Dan di sini, kita tiba pada suatu momen menakjubkan dalam kisah Alkitab: “Ketika bangsa itu mendengar ancaman yang mengerikan ini, berkabunglah mereka …” (Keluaran 33:4). Mereka adalah umat Allah, dan mereka tahu bahwa jika Allah tidak bersama mereka, tidak akan ada kemakmuran apa pun yang bisa menggantikan kehilangan itu.

Tetapi bagaimana hadirat Allah kembali ada di antara umat-Nya padahal mereka telah melanggar perintah-Nya?

Allah memberi Musa instruksi terperinci bagi suatu pusat ibadah yang bisa berpindah-pindah yang disebut Kemah Pertemuan. Di tengah-tengah struktur berbentuk kemah ini ada Tempat Yang Maha Kudus.

Tabut Perjanjian Allah diletakkan di sana. Ini adalah suatu peti yang memiliki tutup, dan di tengah-tengah tutup itu ada yang disebut oleh Allah tutup pendamaian. Allah mengatakan bahwa Dia akan bertemu dengan umat-Nya di sana.

Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut …
Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau … (Keluaran 25, 21, 22)

Imam besar masuk ke Tempat yang Maha Kudus, dan ketika ia memercikkan darah hewan yang dikorbankan di tutup pendamaian, awan hadirat Allah turun dan memenuhi Kemah Pertemuan.

Allah menunjukkan bagaimana hadirat-Nya akan kembali kepada umat-Nya. Kita kehilangan hadirat Allah karena dosa kita. Hadirat Allah kembali karena suatu pengorbanan.

 Grafik Linimasa:

  • Adam
  • Abraham (2000)
  • Musa (1500)
  • Daud (1000)
  • Nehemia (500)

Setelah kematian Musa, Allah membawa umat-Nya ke Tanah Perjanjian di bawah kepemimpinan Yosua, penerus Musa. Setelah itu ada suatu periode kekacauan yang panjang yang berlangsung selama empat ratus tahun.

Umat Allah terus menerus berpaling dari ketaatan kepada perintah-perintah-Nya. Ketika mereka berpaling dari Allah, Dia mengizinkan musuh-musuh mereka untuk menang atas mereka. Dan ketika mereka berbalik kepada Allah dan berseru mohon pertolongan, Allah mengirimkan pemimpin-pemimpin umat yang disebut hakim-hakim untuk membebaskan mereka. Tetapi ketika para hakim meninggal, umat Allah berbalik lagi dari-Nya.

Umat Allah melihat bahwa bangsa-bangsa lain memiliki suatu kepemimpinan yang lebih mapan dan mereka ingin memiliki seorang raja. Raja yang pertama, yang namanya Saul, merupakan kekecewaan yang besar bagi Allah. Tetapi penggantinya adalah seorang lelaki bernama Daud.

4. Daud

Daud menjadi raja sekitar seribu tahun sebelum kelahiran Yesus, dan ia bertahta selama empat puluh tahun (2 Samuel 5:4). Selama masa itu, umat Allah menikmati berkat yang tak tertandingi. Dengan pertahanan yang kuat, ekonomi yang berkembang, dan kepemimpinan yang stabil, umat Allah belum pernah mengalami masa yang begitu bagus.

Dua hal yang perlu diperhatikan dari kehidupan Daud, dan anaknya, Salomo:

Allah memberi Daud suatu janji

Ketika umat Allah berada di padang gurun, hadirat-Nya yang terlihat turun di atas Tabut Perjanjian. Tetapi selama bertahtanya Raja Daud, tabut itu berada di gudang dan terlupakan sepenuhnya.

Daun ingin agar lambang kehadiran Allah ini berada di pusat kehidupan bangsa, jadi ia membawa tabut itu ke Yerusalem. “Tabut TUHAN itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tempatnya, di dalam kemah yang dibentangkan Daud untuk itu” (2 Samuel 6:17).

Daud ingin membangun suatu Bait untuk menaungi tabut, tetapi Allah memiliki rencana lain. Daud ingin melakukan sesuatu yang mengesankan bagi Allah, tetapi Allah siap melakukan sesuatu spektakuler bagi Daud dan bagi kita.

“Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian …
dan Aku akan mengokohkan kerajaannya ….”
Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku
dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.
Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku.” (2 Samuel 7:12-14)

Daud merasa sangat senang sekaligus kewalahan oleh beban dan kemuliaan dari janji-janji ini. Mudah dipahami bahwa anaknyalah yang akan membangun bait Allah, tetapi bagaimana bisa takhta seorang raja bertahan selama-lamanya? Dan bagaimana seorang anak Daud digambarkan sebagai anak Allah?

Ingat bahwa kisah Alkitab adalah tentang bagaimana berkat Allah akan datang bagi seluruh umat. Allah telah menjanjikan bahwa berkat-Nya akan datang melalui keturunan Abraham. Kini, seribu tahun kemudian, Allah mengungkapkan bahwa janji itu akan terpenuhi melalui seorang raja dari garis keturunan Daud.

Ketika kita tiba di Perjanjian Baru, ayat pertama mengatakan,

Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. (Matius 1:1)

Yesuslah Dia yang menjadi penggenapan janji Allah kepada Abraham dan kepada Daud. Dalam diri-Nyalah semua kaum di bumi akan diberkati. Dialah Raja yang akan bertahta selamanya. Dia dilahirkan dari keturunan Daud, tetapi Allah adalah Bapa-Nya dan Dia adalah Anak Allah.

Dialah yang akan membangun suatu rumah bagi nama Allah. Bukan dengan membangun suatu gedung, tetapi dengan menyatukan suatu kaum yang berasal dari semua suku dan bangsa yang mengasihinya sepenuh hati.

Hadirat Allah datang ke dalam Bait Suci

Ketika Daud meninggal, Salomo anaknya mulai menggenapkan rencana ayahnya untuk membangun sebuah bait di Yerusalem.

Ini adalah suatu proyek pembangunan yang besar dan Salomo memberi perhatian khusus kepada Tempat yang Maha Kudus – ruang kecil di tengah-tengah bait Allah di mana Allah berkata  hadirat-Nya akan turun.

Ketika bangunan itu sudah selesai, umat Allah berkumpul untuk mengadakan suatu ibadah untuk mempersembahkan Bait itu kepada Tuhan. Para imam membawa Tabut Perjanjian ke dalam bait dan meletakkannya di Tempat yang Maha Kudus (1 Raja-raja 8:6). Dan ketika mereka keluar dari tempat itu, awan hadirat Allah yang mulia memenuhi tempat itu (8:10-11). Tanda yang terlihat akan hadirat Allah telah datang di antara umat Allah lagi.

 Grafik Linimasa:

  • Adam
  • Abraham (2000)
  • Musa (1500)
  • Daud (1000)
  • Nehemia (500)

Setelah masa Daud dan Salomo, umat Allah berulangkali berpaling kepada ilah-ilah lain, dan hal ini terus terjadi selama periode empat ratus tahun.

Setelah masa Salomo, kerajaan itu terpecah dua. Sepuluh suku di utara menyatakan kemerdekaan mereka dari garis keturunan Daud. Ada 19 raja-raja di Utara dan mereka semua melakukan hal yang jahat di mata Tuhan. Lalu  kerajaan Utara runtuh, dan umatnya tersebar.

Dua suku di Selatan berlangsung di bawah pemerintahan raja-raja dalam garis keturunan Daud. Sebagian besar raja-raja ini memimpin bangsa itu untuk menyembah ilah lain. Penyembahan berhala ini begitu menyinggung perasaan Allah sehingga Dia menyerahkan umat-Nya kepada tangan-tangan musuh-musuh mereka.

Raja Babel mengepung kota Yerusalem, dan Yerusalem menjadi reruntuhan. Bait Allah dihancurkan, dan mereka yang bertahan hidup dibawa ke pembuangan di Babel.

Tetapi Allah terus memegang janji-Nya, dan bahkan dalam waktu-waktu tergelap, masih ada harapan bagi umat Allah. Setelah tujuh puluh tahun umat Allah kembali dari pembuangan untuk membangun kembali kota Yerusalem.

Pemimpin-pemimpin mereka adalah seorang pembangun bernama Zerubabel, seorang pengajar Alkitab bernama Ezra, dan seorang ahli strategi bernama Nehemia.

5. Nehemia

Tujuh puluh tahun setelah umat Allah dibawa ke pembuangan, Babel jatuh ke tangan kekaisaran Media dan Persia yang sedang bangkit. Raja yang baru, Koresh, mendeklarasikan bahwa orang-orang Yahudi yang ada dalam pembuangan yang ingin kembali ke Yerusalem bebas untuk melakukannya. Sekelompok sekitar lima puluh ribu orang menangkap visi untuk menciptakan suatu komunitas baru di kota Allah.

Pemimpin pertama mereka, Zerubabel, menetapkan suatu komunitas baru di Yerusalem dan di bawah pemerintahannya, umat itu membangun rumah-rumah lalu mereka membangun ulang bait Allah. Namun ada sebuah masalah.

Tempat yang Maha Kudus berada di pusat bait Allah dan menjadi tempat keberadaan Tabut Perjanjian di mana Allah mengatakan bahwa Dia akan berjumpa dengan umat-Nya. Tetapi ketika Yerusalem menjadi puing-puing, Tabut Perjanjian telah hilang. Dan terlepas dari upaya Indiana Jones, benda itu belum pernah ditemukan!

Tanpa Tabut itu, Bait Allah tidak lagi menjadi tempat di mana hadirat Allah akan datang ke tengah-tengah umat-Nya. Tanpa tabut itu, Tempat yang Maha Kudus hanyalah suatu ruangan kosong. Umat berkumpul untuk beribadah, tetapi awan hadirat Allah tidak pernah turun. Dan pada masa Yesus, bait Allah yang seharusnya menjadi suatu tempat pertemuan dengan Allah telah menjadi sarang perampok (Matius 21:13).

Setelah Zerubabel, Allah membangkitkan seorang pengajar Alkitab bernama Ezra. Ia “adalah seorang ahli kitab, mahir dalam Taurat Musa yang diberikan TUHAN, Allah Israel … tangan TUHAN, Allahnya, melindungi dia” (Ezra 7:6).

Beberapa waktu kemudian, Allah membangkitkan seorang perencana dan ahli organisasi bernama Nehemia. Ketika tiba di Yerusalem, ia melihat bahwa kota itu tidak memiliki pertahanan, dan Allah meletakkan dalam hatinya visi untuk membangun ulang tembok-tembok kota.

Ketika tembok-tembok kota sudah selesai dibangun, umat berkumpul di halaman gerbang kota dan memanggil Ezra untuk mengeluarkan Kitab Hukum Taurat.

maka serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air. Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel. (Nehemia 8:1)

Ini adalah kerumunan sebanyak sekitar 50.000 orang, dan mereka meminta Ezra membawa kitab Taurat Musa. Bagaimana cara lima puluh ribu orang mengajukan suatu permintaan? Mereka mengucapkannya berulang-ulang! Kerumunan orang banyak ini memiliki rasa lapar yang besar akan Firman Allah, dan mereka mulai berteriak, “Kami ingin Alkitab! Bawa keluar Alkitabnya!”

Ezra sang imam membuka Firman Allah dan ia didukung oleh orang-orang Lewi dalam tugasnya:

[mereka] mengajarkan … Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti. (Nehemia 8:8-9)

Membacakan, menjelaskan, dan menerapkan Firman Allah – itulah strategi Ezra untuk membangun umat Allah.

Kisah hari ini memberi kita suatu gambaran tentang apa yang terjadi ketika Alkitab dibuka, seperti saat kita membuka Alkitab hari ini.

Ketika Alkitab dibuka umat Allah berduka

Ketika Firman Allah dibacakan dan dijelaskan, respons pertama umat adalah menangis.

karena semua orang itu menangis ketika mendengar kalimat-kalimat Taurat itu.

(Nehemia 8:9)

Ketika terang Firman Allah datang ke dalam hidup kita, kita mulai melihat betapa jauhnya kita dari-Nya dan kita merasakan kebutuhan kita sendiri. Jadi jangan terkejut jika reaksi pertama Anda saat membuka Alkitab adalah merasakan perasaan tidak berharga akan diri Anda sendiri. Firman Allah akan membawa Anda ke sana, tetapi tidak akan pernah meninggalkan Anda di sana.

Ketika Alkitab dibuka umat Allah bersukacita

“ … Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (Nehemia 8:11)

Membuka Alkitab membawa sukacita yang besar karena sejak awal hingga akhirnya, Alkitab adalah kabar baik. Umat Allah tidak pulang ke rumah dan disibukkan dengan pemikiran tentang dosa-dosa dan kegagalan-kegagalan mereka. Ketika Alkitab dibuka, mereka menemukan anugerah dan kemurahan Allah, dan ini memberi mereka kekuatan.

Perhatikan bahwa Nehemia berbicara tentang “sukacita karena TUHAN” (8:11). Allah sangat bergembira di dalam Diri-Nya sendiri. Dan itu adalah kabar baik karena tidak mungkin ada sukacita dalam persekutuan dengan seorang ilah yang tidak gembira.

Jika Anda berpikir bahwa Allah terus mengerutkan dahi terhadap umat-Nya, Anda tidak akan tertarik untuk mencari-Nya. Tetapi ketika Anda tahu bahwa Allah terutama gembira dalam Diri-Nya sendiri, Anda akan tertarik kepada-Nya. Dan saat Anda makin mengenal-Nya, sukacita yang ada dalam diri Allah akan makin berada dalam diri Anda.

Ketika Alkitab dibuka umat Allah memiliki pengharapan

Pada masa Nehemia, umat Allah berkumpul di bait Allah. Mereka menyanyikan lagu-lagu pujian. Mereka menaikkan doa-doa, dan persembahan-persembahan, dan korban-korban. Tetapi awan hadirat Allah tidak pernah turun.

Umat yang mengasihi Allah merindukan hadirat-Nya. Jadi, Allah mengirimkan nabi-nabi yang menjanjikan bahwa suatu hari nanti Allah akan datang ke Bait-Nya.

Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku,
supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku!
Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! (Maleakhi 3:1)

Nubuat itu terpenuhi ketika Yesus Kristus dilahirkan.

Yesus berbicara tentang tubuh-Nya sendiri sebagai suatu bait (Yohanes 2:19-20). Dia berkata bahwa bait ini (tubuh-Nya) akan dihancurkan dan dibangkitkan dalam waktu 3 hari. Dan dengan mengacu tentang tubuh-Nya sendiri sebagai Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa Dialah tempat di mana kita bisa berjumpa dengan Allah.

Dalam Perjanjian Lama, Bait Allah adalah tempat untuk berjumpa dengan Allah. Tetapi di dalam Perjanjian Baru, tempat untuk bertemu dengan Allah adalah suatu pribadi, Yesus Kristus. Perjanjian Lama menjelaskan mengapa kita membutuhkan Dia. Perjanjian Baru menceritakan kepada kita apa yang terjadi ketika Dia datang.

Lanjut
Gunakan pertanyaan-pertanyaan ini untuk berinteraksi lebih jauh dengan Firman Allah. Diskusikan dengan orang lain atau gunakan sebagai pertanyaan-pertanyaan refleksi pribadi.
  1. Jika Anda harus memilih satu kata untuk menggambarkan bagaimana Allah berurusan dengan umat-Nya, kata apa yang akan Anda pilih, dan mengapa?
  2. Satu hal apa yang bisa Anda dapatkan dari kisah-kisah di Perjanjian Lama?
  3. Bisakah Anda memikirkan satu atau dua bagian di Perjanjian Lama yang menunjuk ke masa depan kepada Yesus Kristus?
Save Progress
Scroll to top