Lima Peristiwa Dalam Injil
Yohanes 20:24-31
Sesi 2: Lima Peristiwa Dalam Injil
Dalam sesi pertama, kita membahas lima tokoh dalam Perjanjian Lama. Mereka semua menunjuk kepada satu pribadi, Yesus Kristus. Keseluruhan kisah Alkitab adalah tentang Dia.
Kisah Yesus diceritakan dalam kitab-kitab Injil – Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Dalam sesi kedua ini, kita akan melihat lima peristiwa dalam kehidupan Yesus. Yesus dilahirkan, Dia dicobai, Dia disalibkan, Dia bangkit, dan Dia naik ke Sorga. Kita akan mulai dengan kelahiran Yesus.
1. Yesus Dilahirkan
Kelahiran Yesus adalah bukti pertama bahwa Dia tidak seperti orang lain yang pernah hidup.
Seperti ini peristiwanya: Maria adalah seorang perempuan muda yang sedang bersiap-siap menikah dengan seorang lelaki bernama Yusuf. Allah berbicara kepadanya melalui seorang malaikat yang menampakkan diri kepadanya dan berkata,
“Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Lukas 1:30-31)
Maria masih perawan, jadi ia bertanya, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi?” (1:34). Jawaban malaikat membawa kita ke inti dari misteri yang paling menakjubkan dalam Alkitab.
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. (Lukas 1:35)
Ayat ini memberitahukan tiga hal yang perlu kita ketahui tentang Yesus: Yesus adalah Allah, Yesus adalah manusia, dan Yesus adalah kudus.
Yesus adalah Allah
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35)
Anak Maria dilahirkan sebagai akibat langsung dari suatu inisiatif langsung Allah. Yusuf tidak memiliki kontribusi sama sekali.
Maria adalah seorang perawan. Kehidupan di dalam rahimnya terjadi melalui suatu mujizat penciptaan dari Allah. Allah tidak menunggu munculnya seorang penyelamat dari umat manusia. Dia datang kepada umat manusia. Allah menjadi seorang manusia, mengambil daging dari Maria.
Hidup Anda dimulai ketika Anda dikandung di dalam rahim Ibu Anda. Sebelum momen itu, Anda tidak ada. Tetapi dalam hal Yesus, itu berbeda. Hidup-Nya tidak dimulai dalam rahim Maria. Sebelum Dia dilahirkan di kandang hewan, Dia hidup bersama Allah di Sorga (Yoh 1:1).
Malaikat mengumumkan kepada Maria bahwa anaknya akan menjadi “Anak Allah Yang Mahatinggi” dan “Anak Allah” (lukas 1:32, 35). Lalu dalam penampakan terpisah kepada Yusuf, Yesus diumumkan sebagai “Imanuel”, yang artinya “Allah menyertai kita” (Matius 1:23). Allah datang kepada kita, masuk ke dunia sebagai seorang bayi, dilahirkan di kandang hewan, dan diletakkan di dalam palungan.
Yesus adalah manusia
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35)
Kita tidak akan pernah bisa memahami bagaimana Allah bisa mengambil rupa manusia dan dilahirkan sebagai seorang bayi, tetapi klaim sentral dari Perjanjian Baru adalah bahwa Dia melakukannya.
Mujizat ini adalah suatu misteri yang tidak dapat dipahami, tetapi menjadi masuk akal jika mengingat segala sesuatu yang diceritakan Alkitab kepada kita tentang Yesus. Segala sesuatu berputar di sekitar mujizat ini. Jika Allah menjadi seorang manusia di dalam diri Yesus, maka klaim-Nya, mujizat-mujizat-Nya, dan kebangkitan-Nya seharusnya tidak mengejutkan.
Yesus menyatu dengan Allah dan menyatu dengan kita, dan hal itu membuat-Nya memenuhi syarat untuk melakukan apa yang tidak dapat dilakukan orang lain. Hanya Allah yang bisa memperdamaikan kita dengan diri-Nya sendiri. Hanya seorang manusia yang bisa menggenapi segala sesuatu yang Allah tuntut dari kita.
Inkarnasi adalah misteri yang membuat segala sesuatu menjadi masuk akal.
“Kita percaya bahwa matahari ada di langit di tengah-tengah hari musim panas,
Bukan karena kita bisa melihat matahari dengan jelas …
Tetapi karena kita bisa melihat segala sesuatu yang lain.” C. S. Lewis.
Yesus itu kudus
“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35)
Yesus itu kudus. Artinya Dia tidak pernah melakukan suatu dosa apa pun. Yesus kudus dalam pikiran-Nya, dalam maksud-maksud-Nya, dalam karakter-Nya, dalam perkataan-Nya, dan dalam perbuatan-Nya. Ini tidak berlaku bagi orang lain yang pernah hidup.
Kekudusan Yesus membukakan suatu dunia yang penuh pengharapan bagi kita. Ada manusia yang kudus. Ada seseorang yang memenuhi segala panggilan Allah kepada kita. Dia adalah anugerah Allah kepada kita, dan ada harapan bagi kita semua di dalam Dia.
Linimasa:
- Dilahirkan
- Dicobai (30 tahun)
- Disalibkan (3 tahun)
- Dibangkitkan (3 hari)
- Naik ke Sorga (40 hari)
Setelah kelahiran-Nya, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Yesus bertumbuh “bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Lukas 2:52).
Lalu, pada usia 30 tahun, Yesus memulai pelayanan-Nya kepada masyarakat. Dia dibaptiskan di Sungai Yordan, mengidentifikasikan diri-Nya sepenuhnya dengan para lelaki dan perempuan yang berusaha hidup bagi kemuliaan Allah.
Roh Kudus turun ke atas Yesus, dan suatu suara yang terdengar dari Sorga berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17). Lalu, dipenuhi dengan Roh Kudus, Yesus pergi ke padang gurun, di mana Dia dicobai.
2. Yesus Dicobai
Matius mencatat bahwa Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk dicobai oleh Iblis (Matius 4:1).
Yesus datang ke dunia untuk menghancurkan pekerjaan Iblis, dan langkah pertama dalam pelayanan-Nya adalah menghadapi musuh kita dan menang saat Adam telah gagal.
Strategi #1 – Menciptakan kekacauan
Strategi pertama Iblis di Taman Eden adalah menciptakan kekacauan. Dia bertanya kepada Hawa, “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kejadian 3:1).
Si musuh mencoba strategi yang sama kepada Yesus. “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti” (Matius 4:3)
Si musuh mencoba menciptakan kekacauan dalam pikiran Yesus tentang identitas-Nya sendiri. Tetapi Yesus tidak perlu melakukan mujizat untuk mengetahui bahwa Dia adalah Anak Allah.
Dia menjawab,
“Ada tertulis:
Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” (Matius 4:4)
Strategi #2 – Mengajukan praduga
Strategi kedua Iblis di Taman Eden adalah mengajukan praduga. Ia mencoba meyakinkan Hawa bahwa Hawa bisa mengabaikan perintah Allah tanpa ada akibatnya. “Sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kejadian 3:4).
Sang musuh mencoba mengajukan suatu praduga dalam diri Yesus. Ia membawa-Nya ke titik tertinggi Bait Allah dan berkata, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya … ‘” (Matius 4:6).
Malaikat-malaikat tidak akan membiarkanmu terjatuh. “Mereka akan menatang Engkau di atas tangannya.” Tetapi Yesus tahu perbedaan antara iman dan praduga.
Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis:
Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Matius 4:7)
Strategi #3 – Membangkitkan ambisi
Strategi ketiga Iblis di Taman Eden berpusat pada ambisi. Ketika ia mencobai Hawa untuk makan dari pohon pengetahuan yang baik dan yang buruk, ia berkata, “Kamu akan menjadi seperti Allah …” (Kejadian 3:5).
Sekali lagi, ia mencoba melakukan strategi yang sama kepada Yesus. Iblis menunjukkan kepada Yesus kerajaan dunia dan kemuliaannya, dan ia berkata, “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku” (Matius 4:9).
Tetapi Yesus berkata,
“Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis:
Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu,
dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:10)
Kita semua tahu tentang strategi Iblis untuk menciptakan kekacauan, mengajukan praduga, dan membangkitkan ambisi. Kita mengalami pencobaan-pencobaan ini dalam hidup kita sendiri. Tetapi Anda mungkin bertanya-tanya, Seberapa nyatanya pencobaan yang dialami Yesus? Bisakah seseorang yang kudus benar-benar dicobai?
Hanya Yesus yang mengetahui kuasa pencobaan yang sepenuhnya karena hanya Yesus yang berhasil menahan kekuatan serangan musuh yang sepenuhnya.
Bayangkan tiga pilot menerbangkan pesawat jet di atas wilayah musuh pada saat perang. Mereka ditembak jatuh, ditangkap, lalu dibawa oleh musuh untuk diinterogasi. Satu persatu mereka dibawa masuk ke ruangan yang gelap.
Pilot yang pertama memberikan namanya, pangkatnya, dan nomer serinya. Penangkapnya menanyakan posisi pasukannya. Ia tahu bahwa ia tidak boleh memberikan informasi itu, tetapi ia juga tahu bahwa musuhnya kejam. Jadi ia memberitahukan apa yang diketahuinya.
Pilot kedua dibawa masuk dan mereka mulai menanyainya. Ia bertekad tidak akan menyerah. Jadi dimulailah kekejaman. Pada akhirnya hal itu membuatnya kewalahan. Ia menyerah dan memberitahu mereka apa yang diketahuinya.
Lalu pilot yang ketiga masuk. “Kalian tidak akan membuatku menyerah,” ujarnya. “Oh ya, kami pasti. Kami telah mematahkan semua orang yang pernah masuk ke ruangan ini. Cuma butuh waktu saja, lihat saja.”
Kekejaman dimulai, tetapi pilot itu tidak berhasil dipatahkan. Jadi kekejaman menjadi makin berat, tetapi ia tetap bertahan. Makin kejam lagi, sampai rasanya tak tertahankan, tetapi ia tidak menyerah.
Akhirnya, tibalah titik di mana mereka telah mencoba segala sesuatu yang mereka tahu. “Tidak ada gunanya,” ujar mereka. “Ia tidak seperti orang-orang lain yang kita bawa ke dalam ruangan ini. Kita tidak berhasil mematahkannya.”
Pilot mana yang menghadapi kekuatan musuh yang sepenuhnya? Satu-satunya yang mengetahui kekuatan serangan musuh yang sepenuhnya adalah yang tidak berhasil dipatahkan.
Jadi jangan pernah berpikir bahwa pencobaan Yesus tidak senyata yang Anda alami. Hanya Yesus yang mengetahui kekuatan pencobaan yang sepenuhnya, karena hanya Yesus yang bertahan menghadapi kekuatan serangan musuh yang sepenuhnya.
Linimasa:
- Dilahirkan
- Dicobai (30 tahun)
- Disalibkan (3 tahun)
- Dibangkitkan (3 hari)
- Naik ke Sorga (40 hari)
Setelah dicobai, Yesus terlibat dalam pelayanan kepada masyarakat selama tiga tahun, di mana Dia mengajar, melakukan mujizat, dan memanggil orang untuk mengikut-Nya.
Pesan-Nya jelas: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Matius 4:17). “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Markus 1:15).
Orang banyak mengikut Yesus, tetapi sejak awal, pihak yang berkuasa dalam bidang negara dan keagamaan menentang-Nya. Setelah tiga tahun, Dia ditangkap, diadili, dijatuhi hukuman, dan disalibkan.
3. Yesus Disalibkan
Yesus disalibkan pada pukul 9 pagi, dan Dia meninggal pada pukul 3 sore. Apa yang terjadi selama enam jam di kayu salib ini membawa kita kepada inti dari kisah Alkitab.
Yesus memberikan pengampunan
Pemberontakan manusia terhadap Allah mencapai kengerian sepenuhnya dan menampakkan ekspresinya yang terburuk di kayu salib. Kita telah melanggar perintah Allah. Sekarang kita menyalibkan Anak Allah.
Jika ada suatu momen dalam sejarah manusia ketika penghakiman Allah harus dijatuhkan, itulah dia. Tetapi Yesus berteriak:
“Ya Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)
Ketika Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka,” Dia meminta Bapa untuk mengalihkan penghukuman bagi dosa kita dari kita dan kepada-Nya.
Yesus tahu bahwa penghakiman Allah akan datang, tetapi Dia berkata, “Jangan jatuhkan kepada orang-orang ini. Izinkan penghakiman itu jatuh kepada-Ku, dan kepada-Ku saja. Izinkan Aku menjadi penangkal petir bagi penghukuman-Mu atas dosa-dosa mereka.”
Kita melihat bahwa Allah mengampuni Adam ketika kutukan jatuh atas bumi, dan Allah mengampuni kita saat penghakiman bagi dosa kita jatuh pada Yesus.
Doa Yesus ini mencakup dosa setiap orang yang akan datang kepada-Nya. Dan jika doa-Nya cukup bagi dosa-dosa mereka yang memakukan Dia ke kayu salib, doa itu bisa mencakup setiap dosa Anda.
Yesus membukakan Sorga
Dalam jarak beberapa langkah dari Yesus ada seseorang yang telah memboroskan hidupnya. Ia telah menjalani hidup yang penuh kejahatan, dan kini ia membayar kesalahannya. Ia dikenal sebagai penjahat di kayu salib.
Orang itu menoleh ke arah Yesus dan berkata, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (Lukas 23:42). Ia telah mendengar Yesus berdoa, “Bapa, ampunilah mereka.” Mungkin Yesus bisa mengampuninya juga?
Kata Yesus kepadanya:
“Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Lukas 23:43)
Firdaus! Hidup orang ini telah menjadi serangkaian pilihan-pilihan yang merusak, tetapi Yesus menjanjikan kepadanya perubahan, melalui kematian, kepada suatu hidup yang penuh sukacita tanpa halangan.
Sebelum hari itu usai, Yesus akan menghantarkan orang itu ke hadirat Allah. Tiba-tiba orang itu, yang telah berada di tepian neraka, mendapati bahwa karena Yesus, ia akan memasuki sukacita Sorga!
Ketika Yesus mati, jalan kembali kepada hadirat dan berkat Allah terbuka, bukan hanya bagi penjahat itu, tetapi bagi semua orang, yang sepertinya, mau percaya kepada Yesus.
Yesus mengalami neraka
Pada jam dua belas,
kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga.
Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring:
“Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”, yang berarti:
Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? (Markus 15:33-34)
Kegelapan itu bukanlah karena gerhana matahari. Gerhana matahari tidak berlangsung selama tiga jam. Allah mematikan cahaya.
Alkitab memberitahu kita apa yang terjadi dalam kegelapan yang mengerikan itu:
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib … (1 Pet 2:24)
TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (Yesaya 53:6)
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,
dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya,
dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (Yesaya 53:5)
Ayat-ayat Kitab Suci ini, dan banyak lagi lainnya, menunjuk kepada satu kebenaran yang mengagumkan: bahwa Allah mendamaikan orang-orang berdosa kepada diri-Nya sendiri dengan datang kepada kita dan menanggung dosa kita dalam diri Yesus Kristus.
Pikirkan apa arti hal-hal ini bagi Yesus:
- Dia diterjunkan ke dalam kegelapan sepenuhnya.
- Dia menjalani penderitaan secara sadar.
- Dia dikelilingi oleh kuasa kejahatan.
- Dia menanggung aib dosa
- Dia berada di bawah penghakiman
- Dia terpisahkan dari kenyamanan kasih Bapa-Nya
Yesus mengalami neraka di kayu salib. Neraka adalah penderitaan yang dijalani secara sadar dalam kegelapan total, dikellingi oleh kuasa kejahatan, menanggung aib dosa, di bawah penghakiman Allah, terpisahkan dari kenyamanan kasih-Nya. Dan Yesus mengalami neraka di kayu salib agar Anda tidak pernah tahu seperti apa rasanya.
Di kayu salib, Yesus melepaskan pengampunan, Dia membukakan Sorga, Dia mengalami neraka, lalu …
Yesus mati dalam kemenangan
Setelah tiga jam, kegelapan berlalu. Penghakiman yang dicurahkan atas Yesus telah habis tuntas. Keadilan telah dijalankan, dan Yesus berseru:
“Sudah selesai.” (Yohanes 19:30)
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. (Lukas 23:46)
Ketika seseorang mati, suara mereka menjadi makin lirih sampai mereka tidak bisa berbicara sama sekali. Tidak ada orang yang berbicara dengan suara keras pada saat meninggal. Tetapi Yesus melakukannya.
Yesus tidak kewalahan oleh maut. Maut tidak menguasai-Nya. Dia berkata, “Tidak ada yang bisa mengambil nyawa-Ku. Aku memiliki kuasa untuk meletakkannya dan kuasa untuk mengambilnya lagi” (Yohanes 10:18, dikalimatkan ulang). Hidup Yesus bukan diambil. Nyawa-Nya diserahkan-Nya. Dan Dia memberikan diri-Nya bagi kita.
Yesus memasuki kematian dalam kemenangan. Dan Markus mencatat bahwa
Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia
melihat mati-Nya demikian,
berkatalah ia: “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” (Markus 15:39)
Linimasa:
- Dilahirkan
- Dicobai (30 tahun)
- Disalibkan (3 tahun)
- Dibangkitkan (3 hari)
- Naik ke Sorga (40 hari)
Setelah Yesus mati, tubuh-Nya diturunkan dari kayu salib dan diletakkan dalam kubur yang merupakan milik seseorang yang bernama Yusuf.
Lalu kubur itu ditutup dengan suatu batu besar. Tetapi pada hari ketiga, kubur itu kosong. Yesus yang telah disalibkan, telah bangkit!
4. Yesus Bangkit
Injil mencatat bahwa sekelompok perempuan pergi ke taman di mana tubuh Yesus dibaringkan untuk bersemayam dalam suatu kubur.
Ketika mereka tiba, mereka mendapati bahwa batu yang ada di depan kubur telah terguling. Kubur itu kosong, dan para perempuan itu tidak tahu harus bagaimana. Lukas mencatat bahwa kubur kosong itu membuat mereka “termangu-mangu” (Lukas 24:4).
Jadi bagaimana mereka tahu apa yang terjadi?
Allah memberitahu mereka.
Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu,
tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan.
… “Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati?
Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit.” (Lukas 24: 4, 5-6)
Allah memanggil dua malaikat, dan berkata, “Pergilah, dan beritahukan kepada mereka apa yang telah Ku-lakukan!”
Iman Kristen terletak pada percaya akan penjelasan Allah tentang apa yang telah dilakukan-Nya.
Sebagai contoh, ketika Maria mengandung seorang anak, tidak mungkin ia tahu apa yang telah terjadi pada dirinya. Jadi Allah mengirimkan malaikat untuk menjelaskan apa yang akan terjadi.
Demikian pula ketika Yesus disalibkan. Banyak orang melihat-Nya mati, tetapi mereka tidak tahu apa yang Allah kerjakan dalam kegelapan. Allah memberitahu kita bahwa, di kayu salib, Yesus menanggung dosa-dosa kita dan meletakkan nyawanya sebagai suatu korban. Allah memberitahu kita bahwa Dia memperdamaikan dunia kepada diri-Nya sendiri di kayu salib.
Iman Kristen tidak bergantung pada perasaan-perasaan, dorongan-dorongan, atau pemikiran pribadi. Iman Kristen percaya kepada penjelasan Allah akan berbagai peristiwa, yang diberikan kepada kita dalam Kitab Suci.
“Ia telah bangkit!” (Lukas 24:6)
Apa artinya kebangkitan Yesus bagi kita saat ini?
Dibangkitkan berarti Yesus hidup
… marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,
yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia,
yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:1-2)
Alkitab tidak menyajikan suatu agama yang mati kepada kita, tetapi seorang Juruselamat yang hidup. Sekarang ini, Yesus duduk di sebelah kanan tahta Allah.
Pada intinya, kisah Alkitab bukanlah serangkaian keyakinan untuk diperdebatkan atau suatu cara hidup untuk dipertimbangkan. Alkitab menyajikan kepada kita Seseorang yang hidup sekarang ini. Anda bisa mengenal-Nya dan mengenal-Nya akan mengubah hidup Anda.
Jika Yesus hanya sekedar seorang tokoh besar dalam sejarah, Anda bisa memilih untuk mempelajari ajaran-Nya atau bisa memilih untuk mengabaikan-Nya. Tetapi Yesus lebih dari sekedar tokoh besar dalam sejarah.
Dia adalah Allah beserta kita. Dialah Tuhan atas Sorga dan bumi. Dia datang ke dalam dunia bagi kita. Dia menderita dan mati di kayu salib bagi kita. Dia bangkit dari kematian bagi kita. Dan kini Dia meletakkan klaim atas hidup kita, kasih kita, dan kesetiaan kita.
Dibangkitkan berarti Yesus hidup. Ada Juruselamat yang kepada-Nya Anda bisa datang. Dia akan mendengar doa-doa Anda. Dia bisa memberi Anda kekuatan dan keberanian dan kesabaran dan harapan.
Yesus adalah jawaban Allah bagi masalah manusia: Kita memiliki suatu pengetahuan akan kejahatan, dan kita diusir dari firdaus.
Pesan Alkitab bukanlah bahwa Anda harus menyelamatkan diri Anda dari kejahatan dan mencari jalan ke Sorga dengan membaca Alkitab, mengucapkan doa-doa, dan mencoba menjalani hidup yang lebih baik.
Berita dari Alkitab adalah bahwa Yesus Kristus mampu menyelamatkan Anda. Dia bisa membebaskan Anda dari kuasa kejahatan. Dia bisa membukakan pintu Sorga.
Jadi serahkan diri Anda kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda yang hidup, percayalah kepada-Nya untuk menjadikan Anda seperti orang yang Allah panggil.
Dibangkitkan berarti maut dikalahkan
Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. (Kisah Para Rasul 2:24)
Di sepanjang sejarah manusia, kematian bagaikan seorang diktator, melancarkan suatu tahta teror kepada manusia. Tidak seorang pun bisa melepaskan diri darinya. Tetapi kebangkitan Yesus adalah jaminan Allah bahwa maut akan menjadi suatu jalan masuk ke dalam kehidupan bagi semua yang menjadi milik-Nya.
Ketika saya masih sekolah dasar, kelas kami memiliki seekor tikus peliharaan. Kami semua memiliki kesempatan untuk membawa tikus itu pulang ke rumah pada akhir minggu, dan ketika giliran saya tiba, saya memutuskan untuk membiarkan tikus itu bermain dengan mainan saya.
Tikus itu tertarik kepada mainan bis tingkat London yang berwarna merah cerah, dan setelah mengendus-endus, tikus itu masuk ke dalamnya. Ini merupakan hiburan yang sangat menyenangkan, sampai tikus itu mencapai bagian depan bis. Lalu saya mendapat masalah. Tikus itu tidak bisa maju lagi, dan tidak bisa memanjat mundur. Benar-benar terjebak.
Saya ingat ayah saya berkata, “Hanya ada satu hal yang bisa dilakukan, Nak. Kita harus merusak bisnya!” Ia mengambil sebilah pisau dan membuat lubang di atap bis.
Saya tidak bisa mengatakan kepada Anda betapa melegakannya hal itu. Tetapi bis saya tidak pernah sama lagi. Kelihatannya aneh sekali; sebuah mainan bis bertingkat London merah cerah dengan sebuah lubang di atapnya.
Tentu saja, hal ini membuatnya makin menarik bagi si tikus! Sebelumnya, bis itu memiliki jalan masuk, tetapi tidak ada jalan keluarnya. Kini, tikus itu bisa masuk melalui pintu, memanjat ke atas, dan keluar melalui atap.
Ketika Yesus mati, Dia membuat lubang dalam kematian. Bagi mereka yang menjadi milik-Nya, kematian bukan lagi suatu penjara, tetapi suatu lorong yang membawa mereka tepat ke hadapan hadirat Allah.
Dibangkitkan berarti seluruh keberadaan manusia akan ditebus
Semua agama memiliki sejumlah gagasan tentang kehidupan setelah kematian. Tetapi kebangkitan merupakan sesuatu yang unik dari Kekristenan. Kabar baiknya bukan hanya bahwa Yesus hidup, tetapi bahwa Yesus telah bangkit! Perbedaannya layak direnungkan.
Anak Allah hidup di Sorga sebelum Dia mengambil rupa manusia. Jadi kenapa Dia tidak meninggalkan saja tubuh-Nya yang disalibkan di dalam kubur dan kembali kepada Bapa? Bagaimana pun, itu hanya daging dan tulang. Mengapa harus repot-repot?
Para malaikat bisa saja tetap muncul di pagi hari Paskah dan berkata, “Tubuh-Nya ada di dalam kubur, tetapi jangan khawatir, Roh-Nya ada bersama Bapa di Sorga.” Bagaimana pun bukankah itu yang kita katakan dalam kebaktian penghiburan saat ada orang Kristen yang meninggal?
Tetapi bukan itu yang kita temukan dalam Injil:
Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: “Damai sejahtera bagi kamu!”
Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini;
rabalah Aku dan lihatlah,
karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.”
Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: “Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. (Lukas 24:36-43)
Kebangkitan mengajarkan kepada kita bahwa tubuh itu penting. Anda adalah kesatuan menakjubkan antara jiwa dan raga, dan Yesus datang ke dunia bukan untuk menyelamatkan sebagian diri Anda tetapi menebus keseluruhan diri Anda. Dia datang untuk membawa Anda, jiwa dan raga, ke hadirat-Nya.
Kabar baiknya adalah bahwa Yesus dibangkitkan. Kebangkitan tubuh adalah masa depan yang terletak di depan setiap orang Kristen yang percaya.
Karena Yesus dibangkitkan, mereka yang menjadi milik-Nya juga akan dibangkitkan. Ini adalah janji yang jelas dalam Alkitab:
… Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. (1 Korintus 15:20-23)
Linimasa:
- Dilahirkan
- Dicobai (30 tahun)
- Disalibkan (3 tahun)
- Dibangkitkan (3 hari)
- Naik ke Sorga (40 hari)
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus muncul menjumpai murid-murid-Nya dalam berbagai peristiwa.
Lukas mencatat bahwa Yesus “menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah” (Kisah Para Rasul 1:3).
Yesus berjumpa dengan murid-murid-Nya di suatu bukit di Galilea dan mengutus mereka untuk pergi dan “jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Matius 28:19-20). Lalu Dia memberi mereka janji yang menakjubkan ini: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (28:20).
Penampakan Yesus setelah kebangkitan tersebar dalam suatu periode hampir enam minggu. Tetapi Yesus telah memberitahu murid-murid-Nya bahwa Dia akan kembali kepada Bapa, dan empatpuluh hari setelah kebangkitan, Yesus naik ke Sorga.
5. Yesus Naik ke Sorga
Lukas mencatat bagaimana Yesus naik ke Sorga:
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke Sorga.
Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. (Lukas 24:50-52)
Mengapa para murid sangat bersukacita ketika Yesus meninggalkan mereka?
Saya tidak akan pernah lupa hari di mana kami mengucapkan selamat tinggal kepada orangtua saya di Bandara Glasgow, saat kami meninggalkan Skotlandia ke Amerika.
Kami sudah sangat siap dan semua orang percaya bahwa ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan. Tetapi kami beremigrasi. Kami tidak lagi hadir secara fisik bersama orang-orang yang kami kasihi. Dan seberapa baiknya pun Anda siap untuk mengucapkan selamat tinggal, tidak pernah mudah ketika saatnya tiba.
Jika kami mendengar bahwa setelah kami pergi orangtua kami pulang dengan penuh sukacita, kami pasti setidaknya terkejut! Jadi, mengapa para murid dipenuhi sukacita ketika Yesus naik ke Sorga?
Para murid bersukacita karena Yesus berada di Sorga
Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke Sorga. (Lukas 24:51)
Pikirkan makna penting dari masuknya Yesus ke Sorga. Tuhan Yesus Kristus menyandang kemanusiaan kita saat berada di bumi, dan kini, Dia telah membawa kemanusiaan kita ke dalam Sorga.
Adam diusir dari hadirat Allah, dan semua keturunannya terasing dari Allah. Yesus telah disambut ke dalam Sorga, dan semua orang yang menjadi milik-Nya akan disambut di dalam Sorga juga.
Ketika Yesus naik ke Sorga, para murid tahu Dia berada tepat di tempat di mana mereka membutuhkan-Nya.
Seandainya Anda di penjara, dituduh melakukan suatu kejahatan serius. Anda membutuhkan seorang pengacara.
Saat Anda mengenal pengacara Anda, Anda mendapati bahwa ia adalah seseorang yang memiliki belas kasihan yang besar. Ketika Dia mengunjungi sel Anda, Anda merasa nyaman akan kehadiran-Nya.
Tetapi yang paling Anda butuhkan dari pengacara Anda bukanlah rasa nyaman di dalam sel, tetapi penampilannya di ruang sidang. Dan kebutuhan kita yang terbesar adalah seorang perwakilan yang akan membela kita di hadapan Allah Bapa. Dan justru itulah yang dilakukan oleh Yesus bagi kita di Sorga.
kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (1 Yohanes 2:1)
ketika Yesus naik ke Sorga, para murid dipenuhi oleh sukacita, karena mereka paham bahwa di Sorga, Dia akan berbicara mewakili mereka dihadapan Bapa.
Para murid bersukacita karena Yesus memberkati umat-Nya
Dan ketika Ia sedang memberkati mereka,
Ia berpisah dari mereka
dan terangkat ke Sorga. (Lukas 24:51)
Pandangan terakhir selalu memberikan kesan yang mendalam, dan pandangan terakhir yang dimiliki oleh para murid terhadap Yesus adalah dengan tangan-Nya terangkat untuk memberkati mereka.
Yesus naik ke Sorga saat sedang memberkati murid-murid-Nya. Dan jika kita bertanya apa yang sedang Yesus lakukan sekarang, jawabannya adalah bahwa Dia masih memberkati umat-Nya. Kitab Ibrani mengajarkan kita bahwa …
[Yesus] sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna
semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah.
Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. (Ibrani 7:25)
Yesus menjadi juru syafaat kita. Dia berbicara kepada Bapa mewakili kita, dan apa yang diminta oleh Yesus, dikabulkan oleh Bapa. Anda akan memiliki segala yang Anda butuhkan untuk segala hal yang Anda hadapi dalam segala keadaan hidup Anda, karena Yesus berbicara kepada Bapa mewakili Anda.
Para murid bersukacita karena Yesus akan kembali
Ketika Yesus naik ke Sorga, seorang malaikat menampakkan diri kepada para murid dan berkata,
“Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kisah Para Rasul 1:11)
Ini adalah janji Yesus sendiri. Dia memberitahu murid-murid-Nya bahwa Dia akan mempersiapkan suatu tempat bagi mereka. Dia melakukannya melalui kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya.
Lalu Dia berkata, “Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:3). Yesus memasuki Sorga sehingga Sorga bisa terbuka bagi kita. Tidak heran para murid dipenuhi sukacita!
Keempat Injil – Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes – mengajarkan kepada kita bahwa Yesus dilahirkan, bahwa Dia dicobai, bahwa Dia disalibkan, bahwa Dia dibangkitkan, dan bahwa Dia naik ke Sorga.
Yohanes berkata,
semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya,
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah,
dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. (Yohanes 20:31)
Allah memberikan beberapa anugerah ajaib kepada mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka digambarkan dalam surat-surat di Perjanjian Baru, jadi tetaplah bersama kami. Kita akan melihat lima di antaranya dalam sesi kita yang terakhir.
- Dari kelima peristiwa ini, di mana Anda paling jelas melihat kasih Allah bagi kita? Mengapa?
- Menurut Anda, apa pencapaian terbesar kehidupan Yesus di dunia?
- Apakah ada satu atau dua hal yang berbeda dari cara Anda memandang Yesus sebelum mengikuti sesi ini?